Jumat, 05 Agustus 2011

Mengendalikan Rem Mobil dengan Otak


11:30:00 AM |

Pagi JEBLOGERS!!!

Mengendalikan Rem Mobil dengan Otak
Anggie Cyndia
 
Hanya dengan berpikir saja, pengendara bisa menghentikan kendaraannya. Teknologi tersebut dimungkinkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Berlin Institute for Technology. Dengan sistem ini, jarak pengereman pun berkurang hingga 3 meter sehingga kecelakaan bisa dihindari. 

Teknologi ini memang masih dalam tahap penelitian, tapi kedepannya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk alat bantu keselamatan saat berkendara. Dalam penelitiannya, para peneliti dari Berlin Institute for Technology menggunakan teknologi electroencephalography (EEG) untuk menganalisa sinyal otak para pengemudi. 

Peneliti juga mencatat bahwa pada kecepatan 100km/jam, jarak pengereman berkurang sampai 3,66 meter sebelum kendaraan benar-benar berhenti. "Kami tahu bahwa segala macam niat tercetus di otak. Jadi tidak mengherankan jika niat mengerem pun tampak di otak," kata Ilmuwan komputer Stefan Haufe.


Pimpinan peneliti Benjamin Blankertz menambahkan, "Prosesnya cukup panjang, mulai dari kemunculan proses pengenalan pertama kali, pembentukan niat, sampai akhirnya otot mulai bergerak."

Penelitian melibatkan 18 relawan yang diminta berkendara di simulator. Mereka diminta menjaga jarak 20 meter dengan kendaraan di depannya yang beberapa kali mengerem mendadak dalam jangka waktu acak. Sistem mendeteksi niat mengerem para pengendara, dan mencatat bahwa niat mengerem muncul 13/100 detik sebelum pengendara benar-benar menginjak rem.

Para relawan juga dilengkapi alat untuk menganalisis tekanan di kaki bagian bawah untuk mendeteksi sinyal pertama dari gerakan kaki sebelum mereka melepas pedal gas dan menginjak rem. Data tersebut memungkinkan para ilmuwan mengolah informasi EEG untuk menentukan bagian otak yang menjadi kunci pengereman. Mereka lalu memperbaiki sistem deteksi.

Blankertz menjelaskan, masih ada beberapa penelitian yang harus dilakukan sebelum EEG bisa digunakan sebagai sistem pengamanan berkendara di kehidupan nyata. Saat ini, sistem mengharuskan pengendara mengenakan pembungkus kepala berbahan plastik yang dilengkapi 64 titik elektroda dan gel konduktif. "Tidak nyaman dikenakan, terlebih karena pengendara harus mencuci kepala dulu untuk menghilangkan gel yang menempel di rambut," kata peneliti.

Blankertz menekankan masih ada penelitian tambahan lain untuk memilah niat palsu--untuk menghindari kesalahan mesin membaca sinyal otak dari pengendara dan melakukan pengereman yang tak perlu.

ref:NGI



You Might Also Like :


0 cuapan:

Posting Komentar