Jumat, 15 Juli 2011

Kontroversi Bendungan Air Terbesar Afrika


4:37:00 PM | , , ,

Sore JEBLOGERS!!!

Etiopia mengumumkan pembangunan bendungan di Sungai Nil yang akan berfungsi sebagai penyuplai listrik berkekuatan 5.000 megawatt. Daya itu cukup untuk memenuhi persediaan listrik bagi seluruh Etiopia plus negara-negara tetangganya, termasuk Sudan Selatan yang baru terbentuk.

Bendungan yang disebut Grand Millennium Dam tersebut diperkirakan akan selesai pada 2015 dan akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar sekaligus tempat penampungan air buatan paling luas di Afrika--volumenya adalah 63 miliar meter kubik, dua kali lipat dari Danau Tana di Etiopia wilayah Amhara.

"Etiopia dianggap sebagai 'menara air' dari Afrika," ujar ahli klimatologi dari University of California Santa Barbara, Chris Funk. Posisi Etiopia berada lebih tinggi dibandingkan dengan negara Afrika lain. "Bila melihat peta ketinggian benua, semuanya berada pada ketinggian cukup rendah kecuali daerah dataran tinggi Etiopia," sebutnya.

Beberapa kekhawatiran terhadap proyek bendungan ini juga bermunculan. Konservasionis menaruh perhatian pada dampak lingkungan yang ditimbulkan Grand Millennium Dam. Penaksiran dampaknya terhadap lingkungan belum diterbitkan meskipun proyek sudah berlangsung. "Tidak mengejutkan," cetus Lori Pottinger dari organisasi International Rivers.

Pemerintah Etiopia juga dikritik karena telah memaksa para suku asli untuk beranjak dari tanah leluhur, melepaskan lahan yang luas demi kepentingan asing; meski seluruh tanah itu memang milik pemerintah negara.

Juru bicara pemerintahan Haji Ibsa Gendo, yang dikutip Bloomberg News pada awal tahun ini, mengaku, "Penduduk Etiopia telah menyetujui pembangunan Grand Millennium Dam."

Di akhir Juni, Etiopia menyatakan akan membangun empat bendungan tambahan lagi untuk mendukung Grand Millennium Dam. Keempat bendungan tersebut, dihubungan dengan si bendungan terbesar, dapat menghasilkan pasokan listrik di atas 15.000 megawatt.

ref:NGI



You Might Also Like :


0 cuapan:

Posting Komentar