Jumat, 19 November 2010

Angklung ditetapkan sebagai warisan dunia


5:06:00 PM | ,

Alat musik angklung ditetapkan sebagai The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, pada sidang ke-5 Inter-Governmental Committe Unesco di Nairobi, Kenya, Selasa, (16/11).

"Ini membuktikan betapa kekayaan budaya Indonesia untuk alat musik angklung pantas menjadi warisan budaya dunia tak benda," kata Tjetjep Suparman, Direktur Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, ditirukan I Gusti Ngurah Putra, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, di Jakarta, Rabu (17/11).

Angklung adalah alat kesenian asal Jawa Barat yang menggunakan alat musik dari bambu. Jenis bambu yang dipakai biasanya menggunakan awi wulung (bambu berwarna hitam) dan awi temen (bambu ber warna putih). Setiap nada yang dihasilkan dari bunyi tabung bambu yang berbentuk wilahan dari ukuran kecil, sedang, hingga besar, akan membentuk irama lagu yang mengasyikkan.

Kendati muncul pertamakali di daerah Jawa Barat, angklung dalam perkembangannya, berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatra. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana. Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena, tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.

Direktur Pengembangan Bisnis Saung Angklung Udjo, Satria, yang dimintai komentarnya mengatakan, penetapan angklung sebagai The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, merupakan momentum yang luar biasa. "Ini sebuah pengakuan yang pantas kita syukuri dan merupakan momentum yang luar biasa," katanya.

Ia menjelaskan, orang Indonesia cenderung melihat angklung dari fungsi kebendaannya saja. Padahal, dalam angklung ada banyak nilai-nilai yang bisa diambil. Hal ini merupakan tantangan. Ketika angklung sudah merupakan warisan dunia, nilai-nilai lain itu harus lebih dimasyarakatkan. "Angklung dapat digunakan dalam industri kesehatan, seperti untuk terapi kesehatan dan banyak nilai-nilai lain yang bisa dikembangkan?" Satria memberi contoh.

sumber:http://nationalgeographic.co.id



You Might Also Like :


2 cuapan:

Aul Howler's Blog mengatakan...

Wow!!
Congratulations angklung!

Ujib mengatakan...

Yaps,,, coming soon... "Talempong", Aamiin...

Posting Komentar